Hai Tems, Assalamualaykum. Semoga kita semua selalu sehat ya.
Kali ini, MbaKrib mau cerita tentang vaksin COVID-19. Tems udah vaksin? Gimana rasanya? Kalau belum, kenapa? Apakah memang dalam kondisi tidak bisa vaksin atau masih ragu atau malah karena takut disuntik?
Photo by CDC on Unsplash |
Saat ini, kita memang sedang tidak baik-baik saja. Kabar duka datang silih berganti. Ambulans berbunyi tak henti. Dan feed maupun Instagram story lebih banyak diisi dengan postingan membutuhkan oksigen atau donor plasma kovalen. MbaKrib tinggal di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kami tidak menjalankan PPKM seperti Jawa-Bali. Tapi tadi pagi pak Menko menyatakan beberapa daerah di Sumbar akan melaksanakan PPKM, termasuk Padang dan Bukittinggi.
Tems, semoga kita semua tetap kuat dan terus bertahan dalam situasi ini. Panjangkan sabar sedikit lagi, perbesar lagi ikhlasnya. Memang ga mudah dan ga akan mudah, tapi harus. Karena memang hanya sabar dan ikhlas yang bisa membantu kita di situasi saat ini.
Salah satu ikhtiar kita dalam melawan virus corona adalah dengan mendapat vaksin. Rabu tanggal 30 Juni kemaren MbaKrib sudah mendapat vaksin pertama. Vaksin diberikan oleh orang puskesmas. Di Bukittinggi, pemerintah dan dinas kesehatan emang lagi jor-joran melakukan vaksinasi. Kita bisa mendapatkan vaksin di puskesmas dan rumah sakit. Kalau ga punya KTP Bukittinggi, tetap bisa vaksin kok. Jadi semua bisa divaksin.
Sejak pertama kali pemberian vaksin. aku udah nunggu giliran buat divaksin. Dan Alhamdulillah kebagiannya Juni kemarin dan rejekinya dapet Sinovac.
Bagaimana Vaksin Bekerja
Mendapat vaksin saat pandemi seperti ini adalah hal pertama bagi kita semua, sehingga wajar jika kita jadi lebih khawatir dan waspada. Belum lagi dengan banyaknya pemberitaan negatif tentang vaksin. Katanya vaksin ada chipnya, katanya vaksin bisa buat lumpuh, katanya begini, katanya begitu. Katanya.... katanya..... Sehingga sangat wajar kita punya pertanyaan seperti "vaksinnya beneran aman ga sih? Ntar kalau abis divaskin malah sakit gimana?" Dan banyak kecemasan lainnya.
Jadi, apa dong yang bener? Saran MbaKrib, carilah informasi dari sumber yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Misalkan tulisan di jurnal kesehatan, tulisan tentang hasil uji vaksin yang memang dari sumber kredibel seperti lembaga penelitian, laboratorium, pakar virologi, ilmuwan dan sebagainya. Semua tulisan itu bisa diakses dengan mudah kok dari ponsel pintar kamu. Jadi ga berpedoman dar katanya katanya lagi.
Nah, bagaimana vaksin bekerja? Berikut adalah video untuk menjelaskan cara kerja vaksin. Video ini bukan punya MbaKrib, tapi diunduh dari akun instagramnya dokter Tirta.
Proses Vaksin
Lokasi pemberian vaksin adalah di halaman kantor Polsek. Udah ada tenda dan kursi yang ditata rapi jadi ga kepanasan selama antri. Sebelum divaksin, kita harus isi form dulu yang berisi data diri, kondisi tubuh, serta riwayat penyakit dan alergi. Pastikan kamu mengisi bagian data diri dengan benar. Nomor ponsel wajib dicantumkan karena sesudah vaksin kita akan mendapat tautan untuk mengunduh sertifikat vaksin.
Setelah ngisi formulir dan di-screening oleh petugas, MbaKrib lanjut ke pos 2 untuk pengukuran tekanan darah. Kalo tensi kamu tinggi, kamu akan diminta istirahat dulu selama 15 menit lalu diulang lagi cek tensinya. Selesai cek tensi, lanjut ke pos utama yaitu pemberian vaksin. Saat akan divaksin, agak deg-degan. Namanya ketemu jarum suntik kan, ada rasa ga nyaman gitu. Pas akan disuntik, MbaKrib mengalihkan pandangan biar ga liat jarumnya. Takut histeris, hehehe...
Selesai vaksin, jangan langsung pulang ya. Istirahat dulu sekitar 20-30 menit untuk observasi apakah ada tanda-tanda KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi) yang dialami atau engga. Alhamdulillah, MbaKrib cuma ngerasa nyeri aja di tempat bekas suntik dan di lengan. Ga pusing, ga muntah, ga meriang.
Selesai vaksin, langsung balik ke rumah. Malamnya, udah dikirimin tautan sertifikat vaksin.
Siap-Siap Sebelum Vaksin
Nah, apa aja yang perlu disiapkan sebelum vaksin?
1. Istirahat yang Cukup. Sehari sebelum vaksin kamu harus cukup tidur dan cukup istirahat. Pastikan tubuh dalam keadaan fit saat vaksin.
2. Tidak dalam kondisi sakit. Saat vaksin, kita harus dalam keadaan sehat. Kalau lagi demam, ga enak badan jangan vaksin dulu, nanti malah ada efek negatif. Tunggu sampai tubuh benar-benar dalam keadaan sehat wal afiat. Jika punya penyakit tertentu, pastikan kamu sudah konsultasi dengan dokter sebelum di vaksin. Ada beberapa penyakit yang menyebabkan penderitanya memang tidak bisa menerima vaksin, dan ada juga beberapa penyakit yang mengharuskan penderitanya mendapat vaksin di rumah sakit agar bisa segera ditangani kalau kenapa-napa.
3. Jangan cemas dan khawatir berlebihan. Banyaknya informasi yang diterima tentang vaksin yang katanya begini, katanya begitu, pastinya bakal bikin kita cemas dan khawatir. Wajar kok kalau kita cemas, kan ini juga pengalaman pertama kita vaksin dalam kondisi pandemi. Nah, saat akan vaksin, pastikan kamu udah ga cemas atau khawatir berlebihan lagi. Rileks dan santai aja. Kalau lagi cemas lebih baik vaksinnya ditunda dulu, karena bisa jadi kamu sakit bukan karena vaksinnya, tapi karena kecemasan berlebih.
4. Gunakan pakaian yang nyaman. Jangan pilih pakaian dengan lengan sempit ya, karena bakal susah narik lengan bajunya ke atas. Bagi muslimah, jika khawatir aurat terbuka saat divaksin bisa disiasati dengan menggunakan baju berlengan pendek di dalam, lalu lapisi dengan outer seperti jaket atau cardigan. Jadi pas divaksin cukup turunkan bagian bahu outernya sedikit sehingga aurat tetap tertutup.
5. Bawa pulpen. Sebelum vaksin, kita harus isi formulir data diri dulu. Biar aman, pastikan kamu bawa pulpen sendiri ya.
Udah Vaksin Bukan Berarti Kebal Corona ya..
Loh kok gitu? Lantas ngapain vaksin, kalau ga kebal corona? Tems, mendapat vaksin bukan berarti kita berada dalam gelembung besar yang membuat kita 100% terhidar dari corona. Vaksin bukan seperti baju zirah yang melindungi dari tebasan pedang. Kita masih bisa terpapar virus Corona, tapiiii vaksin memperkecil efek yang ditimbulkan jika kita terkena Corona.
Ilustrasi mudahnya, sama seperti kita memakai helm saat motoran. Makai helm bukan berarti kamu aman 100% dari kecelakaan. Kamu tetap memiliki kemungkinan kecelakaan di jalan raya, tapi dengan menggunakan helm bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Kepala kita jadi lebih terlindungi saat kecelakaan.
Maka dari itu, walaupun sudah vaksin kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan.
Yuk, Berhenti Berdebat
Kita mungkin sudah lelah dengan perdebatan di internet yang membahas hal yang sama berulang-ulang. "Corona itu ga ada. Corona cuma akal-akalan. Ini adalah konspiresyen dan sebagainya". Capek ga sih. Udah satu setengah tahun dan kita masih aja berdebat hal yang sama tanpa henti.
Yuk, saling menghargai. Jika kamu ga percaya corona itu ada, ga apa-apa. Itu hak kamu dan kamu pasti punya alasan yang tepat untuk itu. Tapi pliss, jangan ribut jika melihat orang lain tetap patuh prokes dan dapat vaksin. Ga usah juga pengaruhi orang untuk setuju dengan pendapatmu. Saling menghormati aja kalau di situasi ini kita sepakat untuk tidak sepakat. Kita punya pemikiran yang berbeda. Dan itu ga masalah.
Tapi, satu hal yang pasti, kita harus berjuang untuk menyudahi keadaan ini. Kita pasti sama-sama kangen untuk bebas bepergian kemanapun tanpa harus ribet tes ini itu. Kita pasti kangen dengan situasi tenang tanpa tiba-tiba ada PSBB atau PPKM.
Yang paling penting untuk dilakukan saat ini adalah menjaga diri sendiri dan keluarga biar ga sakit atau tertular corona. Jaga kebersihan, makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan berolahraga. Saat bepergian, gunakan masker dan rajin cuci tangan. Jangan lupa untuk menerima vaksin ya.
Ini semua adalah bentuk ikhtiar terbaik yang bisa kita lakukan dalam masa pandemi ini. Selebihnya, kita bertawakkal pada ketentuan Allah. Semoga kita terhindar dari Corona. Bagi kamu yang saat ini sedang berjuang sembuh dari Corona, semoga segera lekas sembuh ya. Tetap semangat.
"I am only one; but I am still one. I cannot do everything, but still I can do something. I will not refuse to do the something I can do." -Helen Keller-
Iya mba bner banget heran masih banyak yang ngga percaya pandemi dan abai prokes.. semoga sehat selalu
BalasHapusIya mba. Tapi, ya udahlah. Mau gimana lagi. Udah satu setengah tahun pandemi, dan mereka yg ga percaya tetap tidak percaya. Sekarang kita lakukan yg terbaik untuk melindungi diri dan keluarga masing-masing aja mba
Hapus