Ramadan, Aku rindu
Pada bulan yang penuh rahmat ini segala kebaikan seolah tercurah sederas-derasnya. Semangat berbagi, semangat beribadah dan semangat tetap melakukan banyak hal positif. Keadaan tubuh yang berpuasa, seolah tak pernah menjadi rintangan. Kita ingin melakukan banyak hal baik, berbagi sebanyak-banyaknya, membantu semampu yang kita bisa.
Ramadan, Aku rindu
Pada bulan yang seolah menjadi tempat istirahat, mengambil jeda setelah sibuk berlari dalam urusan duniawi. Waktu kerja dipangkas, jam sekolah diperpendek. Ramadan memberikan lebih banyak waktu untuk bermuhasabah dan beribadah. Apa yang telah kita lakukan selama ini? Sudahkah kita menjadi sebaik-baiknya ummat? Salat yang selama ini dilakukan hanya salat wajib saja (subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya) maka di Ramadan sunat rawatib, Dhuha dan Tahajud enggan kita tinggalkan. Tarawih berjamaah menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Hanya di ramadan kita melaksanakan tarawih, bukankah sayang jika kesempatan emas ini dibiarkan berlalu begitu saja?
Ramadan, Aku Rindu
Pada waktu makan yang telah diatur Sang Maha Mengatur dengan sebaik-baiknya. Hanya 2 kali dalam sehari, sebelum subuh dan ketika Maghrib. Waktu makan yang tidak banyak membuat kita lebih memperhatikan asupan makanan yang kita makan. Tidak lagi hanya sekedar kenyang dan ingin. Namun, apakah kebutuhan gizi harian sudah terpenuhi? Sayur dan buah yang biasanya sering dinomor duakan, saat Ramadan menjadi menu yang harus selalu ada di dalam piring. Minum air putih yang biasanya hanya sekedar saja, di bulan ini kita atur sedemikian rupa agar mencukupi kebutuhan hidrasi tubuh.
Dalam kegiatan harian, kita tak lagi memikirkan mau makan apa, mau jajan apa dan sebagainya. Urusan perut tak lagi menguasai pikiran kita. Pikiran dan tenaga lebih banyak digunakan untuk bekerja dan berkarya. Memikirkan mau makan apa, nanti saja saat ngabuburit.
Ramadan, Aku rindu
Pada setiap waktu aku membaca ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran tak hanya dibaca saat selesai salat subuh dan Maghrib saja, namun disetiap selesai salat mengaji menjadi prioritas utama. Tak lagi hanya membaca sehalaman dua halaman namun kita berusaha agar bisa menyelesaikan minimal satu juz tiap harinya.
Ramadan, Aku rindu
Dengan segala kemeriahan jelang berbukanya. Ngabuburit, mencari takjil, heboh persiapan berbuka. Ketika sore ditunggu dengan begitu semangat dan azan maghrib menjadi sesuatu yang sangat dinanti.
Ramadan, aku rindu. Dengan segala kebaikan penuh yang engkau bawa. Bisakah kita bertemu lagi di tahun yang akan datang?
Hiks, jadi mellow, smg dipertemukan lg dg Ramadan thn depan kita y mbaaa
BalasHapusAamiin mba.. semoga kita masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadan di tahun depan
Hapus