Tapi, ada satu hal nih yang sering bikin MbaKrib bingung. Kan Februari identik dengan bulan cinta, tapi kenapa hanya bercerita tentang cinta untuk pasangan saja?Rasanya cinta itu hanya boleh dirayakan oleh dua sejoli yang sedang berbagi rasa. Padahal banyak orang di sekitar kita selain pasangan yang juga kita cintai. Orang tua, adik, kakak dan sahabat. Entah sejak kapan makna cinta menjadi sedemikian sempitnya. Padahal, cinta kan dirasakan semua manusia
Ngomongin tentang cinta, ada satu cinta nih yang sering dilupakan padahal ini penting banget. Nah kategori cinta ini adalah mencintai diri sendiri atau istilah populernya self love.
Apa itu Self Love?
Sebelum kita bahas tentang mencintai diri sendiri atau self love, kita perlu tau dulu sebenarnya apa sih self love itu. Menurut Doktor Deborah Khoshaba, seorang ahli psikologi klinis self love didefinisikan sebagai berikut
a state of appreciation for oneself that grows from actions that support our physical, psychological and spiritual growth. Self-love is dynamic; it grows through actions that mature us
Menurut Dr Khoshaba nih self love merupakan apresiasi dan penghargaan kita terhadap diri sendiri atas tindakan kita untuk terus bertumbuh secara lebih baik dari segi fisik, mental dan spiritual. Self love ini ga tumbuh sendiri loh, tapi harus diusahakan terus menerus melalui tindakan-tindakan yang membuat kita jadi lebih dewasa.
Lalu, gimana untuk bisa mencintai diri sendiri? Nah, MbaKrib akan berbagi cerita. Baca terus sampai akhir ya.
Yuk, Pahami Dirimu
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk bisa mencintai diri adalah menerima diri kita dengan segala keadaannya, baik buruknya, lebih kurangnya. Kita harus menerima itu semua dengan penuh kesadaran.
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash |
Diri kita sering kali menjadi sosok yang paling kita hindari. Kita ga mau mendengar suara hati sendiri. Kita ga mau sisi buruk terlihat. Ya emang begitu. Siapa sih yang mau jadi orang yang ga baik? Semuanya pengen jadi orang yang baik.
Tapi, kita harus sadar ga ada manusia yang 100% baik. Pasti ada sisi buruknya. Dan sisi itulah yang harus kita terima. Mungkin menyakitkan, tapi hei itukan dirimu sendiri. Jika bukan kamu yang lebih dulu menerima diri sendiri, lantas siapa?
Sadari keadaan diri kita dan terima. Penerimaan ini yang nantinya akan memudahkan kita untuk pelan-pelan memperbaiki diri. Kalo kamu terus lari, terus mengelak, kapan kamu bisa menjadi lebih baik? Hal-hal buruk yang kamu miliki bukan aib kok. Semua orang punya dan itu manusiawi.
Memaafkan Diri Sendiri
Tems, sadar ga sih kalau kita sering terlalu "terlalu keras" pada diri sendiri. Contoh gampangnya gini. Kalau ada seseorang bikin kesalahan kecil ke kamu seperti ga sengaja nyenggol gelas minum di meja, kamu akan langsung maklum dan maafin orang tersebut. Tapi, ketika kamu melakukan hal seperti itu ke orang lain kamu pasti merasa bersalah lalu minta maaf. Orangnya udah maafin, tapi kamu masih sibuk mengutuk-ngutuk diri sendiri dalam hati.
"Gue ceroboh banget sih". "Kerjaan gue ga ada yang beres deh". "Kenapa sih gue ga pernah bener tiap kali melakukan sesuatu" dan lainnya, dan lainnya.
Photo by Brett Jordan on Unsplash |
Kenapa sih susah banget untuk memaafkan kesalahan diri sendiri. Kenapa kita seringkali membesar-besarkan kesalahan kecil yang dilakukan. Kita manusia, ga akan selalu benar. Sekali-kali kita akan melakukan kesalahan dan itu wajar. Ga apa-apa berbuat salah. Toh, dari kesalahan kamu belajar untuk tahu mana yang benar.
Kasih ruang diri kamu untuk melakukan kesalahan, untuk belajar. Dan saat kesalahan itu terjadi, maafkanlah. Diri kamu adalah yang paling berhak menerima maafmu.
Ga Usah Membandingkan Diri Dengan Orang Lain
A flower does not think of competing with the flower next to it. It just blooms
Pernah denger frasa ini? Kalau bunga ga perlu membandingkan diri dan berkompetisi dengan bunga lainnya. Mereka hanya fokus pada diri sendiri dan mekar di waktunya masing-masing. Menunjukkan bagian terindahnya.
Photo by Kaitlyn Chow on Unsplash |
Sejak banyaknya pengguna sosial media, sehari-hari kita disuguhkan dengan berbagai macam hal-hal indah. Teman dengan pekerjaan yang oke, pernikahan bahagia, anak yang lucu, gadget terbaru, dan banyak hal indah lainnya. Tanpa sadar, hal itu memperngaruhi kita hingga membuat standar kebahagiaan kita lebih tinggi.
Kalau dulu makan di angkringan aja udah bahagia, sekarang makan harus d kafe kekinian. Yang biasanya minum kopi sachetan udah happy, sekarang maunya ngopi di coffee shop. Apakah salah? Ya engga lah. Kalau itu bikin kamu bahagia dan sesuai kemampuan, kenapa engga.
Masalahnya adalah jika kamu memaksakan diri seperti itu, padahal kamu belum sanggup. Bukannya jadi happy kamu malah jadi stres. Sampai kapan sih, kita akan terus mengukur kebahagiaan dengan menggunakan kacamata orang lain? Kita kan punya standar masing-masing. Dan ga usah memaksakan standar orang lain pada diri kita. Ga bisa Tems. Yang ada kita malah jadi stres sendiri.
Nah, itulah ulasan MbaKrib tentang self love. Intinya kita adalah orang yang paling tau gimana diri kita dan apa hal terbaik untuk diri kita sendiri. Jadi, berpedoman pada hal itu untuk terus berproses menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri. Kita adalah orang pertama yang harus mencintai diri kita sendiri. Jika mencintai diri sendiri belum bisa, bagaimana kita akan membagikan cinta itu untuk orang lain?
Tems, menurut kamu seberapa cinta dan peduli kamu dengan diri sendiri? Sudahkah kamu merayakan cinta pada dirimu sendiri? Bagikan pendapat kamu di kolom komentar ya.
Jika kita bisa mencintai diri kita sendiri, berarti kita bisa mencintai org lain. Diri sendiri adalah cermin Untuk bisa mencintai orang lain..
BalasHapusBener pak yo. Kalau ga sayang sama diri sendiri, gimana bisa mencintai orang lain
HapusBener banget, mencintai diri sendiri itu penting. Bagaimana kita bisa mencintai orang lain kalau masih gagal mencintai diri sendiri :)
BalasHapusIya mba. Karena orang yang paling butuh cinta dari kita adalah diri kita sendiri
HapusBiar gak tambah stress emang bener gak usah membandingkan diri. Gak ada selesainya.
BalasHapusSuka membandingkan itu memang awal dari ketidakbahagiaan mba
HapusMasih belajar untuk tidak membandingkan, teorinya si gampang, prakteknya kadang yang suka gagal :")
BalasHapusIya mba.. berat memang tapi harus diusahakan terus. Aku juga masih belajar untuk menyayangi diri sendiri
HapusYernyaya mencintai diri sendiri itu simple banget ya? Seperti halnya jahat pada diri sendiri
BalasHapusSederhana tapi masih sulit dipraktikkan pak Martin
HapusJadi inget Justin Beiber dengan 'love your self'nya. Then, saya setuju banget pentingnya mencintai diri sendiri, dengan demikian kita dapat mencintai orang lain
BalasHapusIya, cintai diri sendiri dulu baru orang lain
HapusMasih belajar untuk konsisten mencintai diri sendiri dulu. Peluk diri sendiri kalau sedang merasa sedih.
BalasHapusAyo belajar sam-sama mba. Aku juga masih belajar
HapusSuka banget dengan tulisan tentang self love, kebetulan banget lagi pingin benahin cinta ke diri sendiri. Ternyata penting juga ya memperhatikan cara memperlakukan diri sendiri.
BalasHapusSelf love bagiku adalah termasuk nggak sering2 buka medsos mbak hehehe, karena lebih enjoy aja sama diri sendiri gitu
BalasHapusEmang sangat penting untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain ya mbaak... Bagiku juga begitu.. dengan bisa mencintai diri sendiri sudah pasti kita akan bisa mencintai orang lain..
BalasHapusSepertinya aku masih belum mencintai diri sendiri nih, kadang suka iri bgt liat orang yg lebih wah gitu hidupnya, atau mereka dengan kemampuan yg luar biasa😥
BalasHapusMakanya yaa makin hari, gadget sama medsos itu bahayaa bangett racunnya..
BalasHapusAda sisi baik dan buruknya. Tergantung kitanya mau pilih berada disisi yg mana.
Godaan duniawi ðŸ¤
Rasanya kmrn dah komen, tapi kok gak ada...hehehehe
BalasHapusIni salah satu tulisan challenge yang membuka mata Bunda, harus cinta sama diri sendiri dulu.
Konsep dirinya harus selesai jika mau menjadi pribadi yang lebih baik.
Barakallah mbak Febri